ISI Denpasar gelar pameran seni internasioanal 'Surya Segara Rupa'

Elshinta.com - Pameran Seni Rupa berkelas internasional dengan tema “Surya Segara Rupa” digelar di Santrian Art Gallery yang berada di dalam Griya Santrian, Sanur, Kota Denpasar, Bali. Pameran ini diinisiasi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Tema pameran diprakarsai oleh Program Studi Seni Murni ISI Denpasar itu memiliki arti signifikan dengan latar belakang tema besar pemerintah saat pesta kesenian Bali 2023.

Koordinator pamerkan, I Made Dollar Astawa, mengatakan bahwa pembukaan pameran dimulai pada 17 November sampai 31 Desember 2023. Pemeran menampikan 34 hasil karya seniman, dimana 28 diantaranya Seni Murni ISI Denpasar. Kemudian juga diikuti 5 seniman nasional dan 6 seniman luar negeri.

“Ada 34 peserta yang mengikuti pameran dengan masing-masing menampilkan satu karya seninya,” jelasnya. 

Sementara itu salah satu seniman asal Bali, Wayan Sujana Suklu  juga berpartisipasi dan berkontribusi dalam pameran tersebut dengan karya seni lukis yang berjudul Ninth Dimension.

Ia menjelaskan, bahwa seniman muda saat ini sudah sangat progresif dan tinggal menyuguhkan tema-tema yang konsep dan artistiknya lebih ke global.

Ia berpendapat bahw seni itu tidak hanya mempersembahkan kesenian semata tapi bagaimana bisa berguna memberikan pandangan-pandangan mendalam terhadap ilmu-ilmu di luar seni.

Koordinator kegiatan ini I yaitu Wayan Karja mengatakan bahwa tema pemeran seni rupa Surya Segara Rupa merupakan penghormatan terhadap alam berdasarkan budaya Bali.

"Surya adalah matahari yang dianggap sebagai simbol kehidupan, kehangatan dan energi,” kata I Wayan Karja seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Eko Sulestyono, Selasa (21/11). 

“Segara adalah samudra yang dimaknai dengan keberlimpahan, kemisterusan dan keindahan alam tanpa batas,” jelasnya. 

“Rupa bisa dimaknai sebagai wujud atau bentuk yang merujuk pada tampilan atau ekspresi visual dari suatu gagasan visual," terangnya 

“Tema tersebut menggambarkan upaya untuk menghormati dan menggali lebih dalam tentang bagaimana matahari, laut dan alam secara umum mempengaruhi kehidupan seni dan budaya Bali,” pungkasnya.